Guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai tanggung jawab keilmuan kepada
peserta didik dalam memberikan kaidah berbahasa yang baik dan benar. Materi
pembelajaran yang disajikan hendaknya mencerminkan kazanah bahasa Indonesia
yang selaras dan sejalan dengan perkembangan peradaban rakyat Indonesia. Guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia sebaiknya juga melakukan pengkajian terhadap
berbagai persoalan terhadap perkembangan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Salah
satu bidang pengkajian bahasa Indonesia yang cukup menarik adalah bidang tata
bentukan atau morfologi. Bidang ini menarik untuk dikaji karena perkembangan
kata-kata baru yang muncul dalam pemakaian bahasa sering berbenturan dengan
kaidah-kaidah yang ada pada bidang tata bentukan ini. Oleh karena itu perlu
dikaji ruang lingkup tata bentukan ini agar ketidaksesuaian antara kata-kata
yang digunakan oleh para pemakai bahasa dengan kaidah tersebut tidak menimbulkan
kesalahan sampai pada tataran makna. Jika terjadi kesalahan sampai pada tataran
makna, hal itu akan mengganggu komunikasi yang berlangsung. Bila terjadi
gangguan pada kegiatan komunikasi maka gugurlah fungsi utama bahasa yaitu
sebagai alat komunikasi. Hal ini tidak boleh terjadi.
Salah
satu gejala dalam bidang tata bentukan kata dalam bahasa Indonesia yang
memiliki peluang permasalahan dan menarik untuk dikaji adalah proses
morfofonemik atau morfofonemis. Permasalahan dalam morfonemik cukup variatif,
pertemuan antara morfem dasar dengan berbagai afiks sering menimbulkan
variasi-variasi yang kadang membingungkan para pemakai bahasa. Sering timbul
pertanyaan dari pemakai bahasa, manakah bentukan kata yang sesuai dengan kaidah
morfologi. Dan, yang menarik adalah munculnya pendapat yang berbeda dari ahli
bahasa yang satu dengan ahli bahasa yang lain. Fenomena itulah yang menarik
bagi kami untuk melakukan pengkajian dan memaparkan masalah morfofonemik ini
dalam makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar